Informasi Kesehatan Jadi Panglima
Oleh dr. Handrawan Nadesul John Naisbitt, seorang futurolog bilang begini : Kekuatan baru sekarang bukan berapa banyak uang di tangan beberapa orang, melainkan seberapa banyak informasi pada banyak orang. Informasi, termasuk informasi kesehatan, men...

Oleh dr. Handrawan Nadesul
John Naisbitt, seorang futurolog bilang begini : Kekuatan baru sekarang bukan berapa banyak uang di tangan beberapa orang, melainkan seberapa banyak informasi pada banyak orang.
Informasi, termasuk informasi kesehatan, menjadi panglima. Juga buat kepentingan diri kita sendiri kalau bukan sepenuhnya buat kepentingan orang banyak.
Karena informsasi kesehatan yang kita dapatkan maka kita menjadi lebih sehat, menjadi tidak perlu jatuh sakit, berdaya tidak perlu mengeluarkan ongkos berobat yang tidak perlu, sehingga mengapa informasi tidak kita kejar. Mendengar seminar kesehatan, talkshow kesehatan, membaca buku kesehatan, artikel kesehatan, semua itu sumber informasi. Sayang orang terlambat meniscayai, sehingga sudah telanjur apa yang sebetulnya tidak harus terjadi, sudah merusak tubuhnya.
Informasi kesehatan sudah harus diterima setiap warga masyarakat sejak kecil, sejak usia kanak-kanak. Namun sekolah tidak memberi informasi yang cukup dan lengkap untuk pembekalan hidup sehat. Tidak juga dari orangtua, khususnya ibu yang punya peran sentral dalam menyehatkan keluarga. Itu maka melihat kenyataan tragis begitu, saya terinspirasi sejak 6 tahun lalu memberikan paket roadshow seminar keliling ke sejumlah kota untuk topik “Sekolah Menjadi Ibu”, memberdayakan setiap ibu agar menyehatkan seluruh anggota keluarga, khsusunya anak-anaknya.
Kalau faktanya lebih banyak yang masih abai dan kurang tertarik mengikuti seminar kesehatan, atau talkshow, atau membaca buku kesehatan,itu pula sebuah kondisi, bahwa kesehatan memang sebuah nilai. Bahwa orang baru menginsyafi, baru meniscayai penting dan perlunya menguasai informasi kesehatan setelah jatuh sakit.
Namun sayang, sering-sering sudah terlambat. Seorang konglomerat yang menyerahkan seluruh uang dan harta miliknya untuk memulihkan fungsi jantungnya yang telanjur rusak karena tidak dirawat sejak muda, menjadi menyesal dan kecewa, karena kerusakan jantungnya sudah tidak mungkin ditebus. Ini sebuah realitas bahwa menjadi sehat itu sebuah investasi, dan bukan ongkos.
Saya lumayan sering diundang paguyuban usia lansia, kelompok senior, dan mereka rata-rata menyesal karena baru mengetahui setelah lanjut usianya, bagaimana seharusnya hidup sehat manakala setelah telanjur keliru memperlakukan tubuhnya.