Hutan Tropis Band Galang Dukungan untuk Ponpes Berbasis Lingkungan Hidup

Jemi Delvian,menanam pohon gahar di Pondok Pesantren Hidayatullah. PALEMBANG–Agar masa depan Bumi terus terjaga kelestariannya, sangat diperlukan generasi muda yang peduli dengan lingkungan hidup. Mendapatkan generasi muda yang...

Hutan Tropis Band Galang Dukungan untuk Ponpes Berbasis Lingkungan Hidup
Jemi Delvian,menanam pohon gahar di Pondok Pesantren Hidayatullah.
PALEMBANG–Agar masa depan Bumi terus terjaga kelestariannya, sangat diperlukan generasi muda
yang peduli dengan lingkungan hidup. Mendapatkan generasi muda yang peduli
lingkungan hidup tersebut, salah satunya melalui pendidikan. Misalnya
pendidikan yang digelar pondok pesantren.
“Kami
sadar betul betapa pentingnya dunia pendidikan dalam menciptakan generasi muda
yang peduli lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia pada saat
ini, suka atau tidak suka menunjukkan pendidikan lingkungan hidup belum optimal
diterapkan di Indonesia,” kata Jemi Delvian, vokalis Hutan Tropis Band, belum lama ini.
Masyarakat
desa atau dusun, merupakan ujung tombak dari pelestarian alam. Sebab mereka
hidup selama beratus tahun di sekitar maupun di dalam hutan. Namun, sejalan
dengan perkembangan pembangunan, daya tahan masyarakat desa untuk menjaga alam,
khususnya hutan, kian melemah.
“Keberadaan
sebuah pondok pesantren, yang materi pendidikannya selain ilmu agama,  juga memberikan pendidikan mengenai
pertanian, perikanan dan peternakan kepada para satrinya, merupakan upaya yang
luar biasa, dan pantas didukung oleh semua pihak,” ujar Jemi, saat mengunjungi
lokasi pembangunan pondok pesantren Hidayatullah di Desa Bintuhan, Kecamatan
Kotaagung, Kabupatan Lahat, Sumatera Selatan.
Pondok
pesantren yang akan dibangun di atas lahan seluas dua hektar tersebut,
rencananya selain dibangun ruang belajar, asrama santri, masjid, perpustakaan,
juga dijadikan perkebunan, perikanan dan peternakan. “Gotong-royong masyarakat
di desa ini telah menghasilkan sebuah masjid, dan perkebunan cabai dan kedelai.
Ini upaya yang luar biasa. Kita pantas turut mendukungnya, guna mewujudkan
pondok pesantren sesuai keinginan para penggagasnya,” kata Jemi.
“Melihat
upaya ini, Hutan Tropis ingin mengambil peran. Upaya yang kami lakukan yakni
akan melalukan konser amal, yang out putnya berupa penggalangan dana atau
bentuk dukungan lainnya. Kami percaya, banyak pihak yang akan peduli dengan
pembangunan pondok pesantren ini,” kata Jemi.
Di belakang kebun cabai ini, merupakan lokasi asrama para santri. Mereka selain menikmati perbukitan yang didiami masyarakat Semende, juga akan mensyukuri luasnya hutan yang diberikan Tuhan.
Tidak
jauh dari lokasi pondok pesantren, Jemi bersama sejumlah pegiat Hutan Tropis
dan keluarganya, menanam ratusan pohon gaharu di lahan miliknya. Pohon ini
merupakan sumbangan dari pegiat pemberdayaan ekonomi masyarakat Armaizal, serta
Bastoni dari Balai Penelitian Kehutanan Palembang.
“Rencananya,
akan ditanam ribuan pohon gaharu. Selain bertujuan menghijaukan lahan yang
menjadi padang ilalang di Bintuhan, juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi
masyarakat, termasuk bagi pondok pesantren Hidayatullah,” kata Jemi.
Sumsel Harus Bangga
Rencana
Hutan Tropis ini didukung Syamy Syamsul Huda, pegiat lingkungan hidup dari
PINUS Sumatera Selatan.
“Saya
yakin upaya Hutan Tropis ini mendapatkan banyak dukungan. Baik dari kalangan
pegiat lingkungan hidup, masyarakat, pemerintah, pelaku usaha, maupun lainnya.
Ini upaya yang positif,” katanya.
“Jika
disimak dari sebuah lagu milik Hutan Tropis berjudul Bumi Bukan Hanya Hari Ini,
saya teringat dengan keluhan para malaikat kepada Tuhan soal kehancuran Bumi
oleh tangan manusia sebelum diciptakanNya. Dan, saya yakin upaya ini akan
didoakan para malaikat untuk melestarikan Bumi,” lanjut Syamy.
Sementara
pegiat pemberdayaan ekonomi masyarakat Armaizal menilai Hutan Tropis merupakan
wujud baru dari gerakan lingkungan hidup di Indonesia. “Mereka bukan hanya
punya karya musik yang bagus, juga memiliki visi dan agenda kerja yang sangat
baik dalam membangun dan memberdayakan masyarakat. Hutan Tropis melihat persoalan
lingkungan hidup bukan hanya dari sudut konservasi, juga melalui pendidikan dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

“Pemerintah
Sumatera Selatan harus bersyukur adanya Hutan Tropis. Saya pikir pemerintah
Sumatera Selatan harus mendukung setiap langkah dan gerak Hutan Tropis,
sehingga ke depan Sumsel bukan hanya bebas dari kebakaran, tapi masyarakat
desa-nya juga berpendidikan dan sejahtera,” ujarnya.*