Gubernur Ridho Resmikan Pabrik Biodisel Pertama di Asia
Gubernur Ridho Ficardo menandatangani prasasti peresmian paabrik biodisel milik investor dari Swis di Panjang, Bandarlampung, Rabu (6/4). BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com — Gubernur Ridho Ficardo meresmikan pabrik biodiesel pertama di A...
| Gubernur Ridho Ficardo menandatangani prasasti peresmian paabrik biodisel milik investor dari Swis di Panjang, Bandarlampung, Rabu (6/4). |
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com — Gubernur Ridho Ficardo meresmikan pabrik biodiesel pertama di Asia di Jl. Soekarno-Hatta, Panjang, Bandarlampung, Rabu (6/4/2016). Pabrik yang sudah siap beroperasi itu saat ini memiliki 100 karyawan,
Pabrik biodisel itu merupakan milik PT Louis Dreyfus Company (LDC) , perusahaan asal Swis yang sudah membuka pabrik di berbagai negara selama 160 tahun dan telah berinvestasi di Indonesia selama 15 tahun.
Gubernur Lampung menyatakan mendukung setiap investasi yang masuk di Lampung, terlebih bidang energi adalah salah satu yang paling dibutuhkan perkembangannya pada saat ini.
“Dengan hadirnya dunia usaha, kita bisa secara cepat menyejahterakan masyarakat Lampung. Kami sadar Pemerintah mempunyai banyak kekurangan, untuk itu tugas pemerintah salah satunya yang harus kita tekankan adalah jangan menggangu dan mempersulit dunia usaha dan investasi. Biarkan mereka berkembang dan akan lebih mempunyai dampak untuk kesejahteraan,” kata Ridho.
Dengan kejenuhan Pulau Jawa, kata Ridho, Sumatra adalah tempat paling baik berinvestasi saat ini. Dan di Sumatra, Lampung adalah titik paling baik untuk berinvestasi. Karena letaknya yang strategis yang dekat dengan ibukota Jakarta dan sebagai pintu gerbang Sumatera.
Menteri ESDM yang diwakili oleh Direktur Bioenergi, Sujoko Harsono, mengatakan biodiesel merupakan pilihan dalam upaya mengurangi energi fosil atau energi tak terbarukan di Indonesia.
“Isu energi menjadi perhatian dunia dan memainkan peranan penting terhadap pembangunan Nasional. Sehingga penggunaan energi fosil atau energi tidak terbarukan akan mulai dikurangi. Pada tahun 2025 untuk pemakaian energi, energi baru terbarukan akan dinaikkan pemakaiannya hingga 35%,” kata Sujoko.
Sementara CEO Global LDC, Gonzalo Ramirez, mengatakan biodisel memiliki potensi yang luar biasa untuk memenuhi tujuan energi terbarukan di Indonesia dan perencanaan swasembada energi nasional.
Menurut Ramires, Louis Dreyfus Commodities (LDC) adalah perusahaan dagang dan pengolah barang-barang hasil pertanian yang terkemuka.
“Kami memanfaatkan jangkauan global dan jaringan aset kami yang luas untuk mengantarkan produk yang sesuai dengan tempat tujuan dan pada waktu yang tepat kepada pelanggan kami di seluruh dunia.Sejak 1851, portofolio kami telah berkembang dengan memasok minyak sayur, gandum, beras, kargo, kopi, katun, gula, jus, susu, pupuk beserta asupannya, dan logam,” katanya.
Menurut Ramires, LDC membantu penyediaan bahan pangan dan pakaian bagi sekitar 500 juta orang setiap tahunnya mulai dari tahap produksi, pengolahan, hingga pengiriman yang mencapai sekitar 80 juta ton komoditas setiap tahunnya.
“Dengan menerapkan struktur organisasi gabungan yang meliputi 5 wilayah dan 12 platform, LDC tersebar di 100 negara dan memperkerjakan lebih dari 22.000 orang di seluruh dunia,” katanya.
Di Indonesia, LDC memproduksi, mengolah, dan mengirimkan bahan-bahan mentah yang kami hasilkan sendiri yang merupakan jantung dari sistem industri pertanian modern. Sejak awal beroperasi di tahun 2001, kami telah memperluas kehadiran bisnis kami dan sekarang menggiatkan upaya penyediaan minyak sayur, kopi, gula, gandum dan katun.
“Aset kami saat ini adalah 2 penyulingan minyak, 2 pabrik pengolahan kopi dan fasilitas penyimpanan, 1 kilang gula, 2 stasiun penimbunan , 2 pelabuhan – dan saat ini kami bersemangat untuk menambah pabrik biodiesel pada portofolio kami yang terus berkembang,” kataanya.
Selain dihadiri secara langsung oleh CEO Global dari PT LDC, juga dihadiri Duta Besar Swis, CEO Indonesia PT LDC, Walikota Bandarlampung Herman HN serta beberapa pengusaha nasional dan tamu undangan lainnya.



