BP4K Lamsel Bangun Kreatifitas Petani Sejahtera
Iwan J Sastra/Teraslampung.com Noviar Akmal LAMPUNG SELATAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan melalui Badan Pelaksana Penyulahan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) kabupaten setempat, mengharapkan kepada para petani di...
Iwan J Sastra/Teraslampung.com
| Noviar Akmal |
LAMPUNG SELATAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan melalui Badan Pelaksana Penyulahan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) kabupaten setempat, mengharapkan kepada para petani di kabupaten serambi pulau sumatera ini, agar dapat meningkatkan kreatifitas secara inovatif.
“Pemerintah daerah menginginkan para petani di Lamsel bisa memiliki kepintaran lainnya selain menanam padi. Seperti memanfaatkan limbah bekas panen padi menjadikan sesuatu yang bisa menghasilkan uang,” ujar Kepala BP4K Lamsel Ir. Noviar Akmal, kepada Teraslampung.com, saat ditemui di ruangkerjanya, Selasa (3/11) siang.
Noiar mengatakan, meski berstatus petani, lantas tidak harus selalu terfokus pada kegiatan tanam-menanam saja, tetapi juga bisa melakukan kegiatan lainnya,. Misalnya memanfaatkan limbah yang ada disekitar lahan pertanian-nya yang bisa diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis seperti pemanfaatan jerami bekas panen padi menjadi pakan ternak sapi dan lain sebagainya.
Noviar menuturkan, untuk membangun kreatifitas para petani di Lamsel, tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Artinya butuh proses, supaya apa yang akan dilakukan para petani nantinya benar-benar sesuai dengan yang diharapkan.
“Oleh karena itu, untuk mencapai harapan tersebut, kami selaku instansi yang membidangi masalah penguatan sumber daya manusia (SDM) petani, akan berupaya semaksimal mungkin dalam mendorong peningkatan kreatifitas petani untuk menghasilkan sebuah karya yang bisa memiliki nilai ekonomis, melalui para penyuluh pertanian lapangan (PPL) di tiap-tiap wilayah. Dengan harapan, kehidupan petani di Lampung Selatan bisa menjadi lebih baik lagi,” tutur Noviar.
Diungkapkannya, selama ini, pihaknya merasa sedih jika melihat petani yang mendapatkan hasil panen secara pas-pasan. Itu tentunya, lanjut Noviar, tidak akan bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
“Bahkan terkadang untuk bisa mencukupi kebutuhan hidup, sebagian petani ada yang ber-hutang, baik itu dengan tetangganya maupun para tengkulak. Maka dari itu, agar hal-hal seperti itu (ber-hutang, red) tidak lagi terjadi, kami akan berusaha untuk mendorong para petani agar dapat meningkatkan keahlian lain selain menanam padi ataupun sayur-sayuran di lahan pertaniannya,” ungkapnya.
Dikatakannya, sebagai langkah awal, pihaknya akan mencoba mengajak para petani untuk memanfaatkan limbah jerami menjadi sesuatu yang bisa menghasilkan uang.
“Selama ini kita melihat, banyak limbah jerami di lahan pesawahan yang dibakar. Dari pada dibakar, kenapa tidak dimanfaatkan saja menjadi sesuatu yang bisa meghasilkan uang seperti dijadikan sapu ijuk, berbagai macam souvenir seperti boneka, gantungan kunci dan lain sebagaj-nya. Atau juga diolah menjadi pakan ternak sapi, apalagi Lampung Selatan merupakan kabupaten penghasil produksi sapi peranakan ongole (PO) terbanyak,” katanya.



