Ithuk AW, Penggagas Kolaborasi Kanvas Dance di Pelangi Budaya Lampung

Ithoe AW (Foto: Istimewa/CH Heru Saputro) TERASLAMPUNG.COM–Lelaki sederhana dan low profile ini menyandang nama Ithuk AW berkesenian sejak kecil. Lahir dilingkungan kesenian. Dan bergulat diberbagai kancah kesenian menjadikannya sosok...

Ithuk AW, Penggagas Kolaborasi Kanvas Dance di Pelangi Budaya Lampung
Ithoe AW (Foto: Istimewa/CH Heru Saputro)

TERASLAMPUNG.COM–Lelaki sederhana dan low profile ini menyandang nama Ithuk AW berkesenian sejak kecil. Lahir dilingkungan kesenian. Dan bergulat diberbagai kancah kesenian menjadikannya sosok seniman kreatif dengan gagasan-gagasanya yang inovatif dan sangat kreatif.

Dibesarkan dilingkungan Ndalem Suryowijayan Jogyakarta. Menjadi Anggota Tari Bagong Kusudiardjo sejak padepokan ini berdiri. Ditempa dengan disiplin berbagai kesenian dan dedikasi tinggi sebagai penari, Ithuk juga memilki aktivitas di bidang teater. Pengalamanya sebagai seniman panggung yang kaya jam terbang, membuatnya tumbuh sebagai seniman multi talenta.

BACA: Pentas “Pelangi Seni Budaya Lampung”, Even Cantik di Akhir Tahun

Gagasan demi gagasan sering divisualkan pada even-even nasional dan internasional. Antara lain Indonesian Dance Festival, Art Sumit, menggali serta merelestarikan budaya lokal se Indonesia, dan banyak dikenal dilingkungan sesama seniman Kaliber Internasional.

Pada even Pelangi Seni Budaya Lampung yang diselenggarakan Dewan Kesenian Lampung (DKL) Ithuk menggagas Kolaborasi  Kanvas Dance (Tarian Melukis) yang disutradarai Hari Jayaningrat itu yang merupakan kolaborasi  antara senirupa dan seni tari.

Gagasan seniman yang acap mewarnai kegiatan-kegiatan di setiap daerah ini selalu menawarkan karya inovatif original dan merupakan karya yang tidak pernah dilakukan oleh seniman lain di belahan bumi manapun, benar-benar orisinal dalam gagasan maupun konsep berkesenian. Pemberontakannya terhadap kemapanan berkesenian menjadikan karyanya memancing kreatifitas seniman untuk berkarya lebih fenomenal.

Di tengah kesibukannya mengarahkan koreografi, Ithuk memberikan pesan: “ Jangan sampai ada kesenjangan budaya yang tajam antara seniman pusat dan daerah, supaya lebih singkron, karya-karya yng dihasilkan antara seniman akademis dan aotodidak hendaknya disertai spirit maupun intelektual yang setara dengan bobot kesenian itu sendiri” ujar Ithuk.