Dinas Koperasi dan UKM Lamteng Belum Mampu Berinovasi

Supriyanto/Teraslampung.com GUNUNGSUGIH- Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), merupakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang strategis dalam menggerakan pertumbuhan ekonomi kreatif. Namun, inovasi dan  perannya belum tergamb...

Dinas Koperasi dan UKM Lamteng Belum Mampu Berinovasi

Supriyanto/Teraslampung.com


GUNUNGSUGIH- Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), merupakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang strategis dalam menggerakan pertumbuhan ekonomi kreatif. Namun, inovasi dan  perannya belum tergambar jelas  pada Dinas Koperasi dan UKM Lampung Tengah.

Memang untuk mendapatkan informasi terkait dengan peran Dinas Koperasi 7 UKM Lampung Tengah (Lamteng) dalam menggerakan ekonomi rakyat tidaklah mudah, bahkan terkesan tertutup.

 Hal ini dialami www.teraslampung.com , kendati telah melakukan konfirmasi secara tertulis, jawaban yang diberikan belum dapat disimpulkan berapa besar progres pertumbuhan ekonomi yang dikembangkan oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Lamteng,  serta seearapa besar peran Koperasi dalam memfasilitasi UMKM untuk mengakses modal usaha.

Lemahnya pembinaan UKM di daerah ini, terlihat dari belum terbangunnya kerjasa sama antara perusahaan besar yang ada di Lamteng dengan UKM yang menjadi unggulan daerah ini.

”Kerjasama yang terbangun antara UKM dengan perusahaan di Lampung Tengah sampai saat ini belum ada. Sehingga sampai saat ini belum ada UKM yang menjadi binaan perusahaan besar di Lampung Tengah,”tegas Kepala Dinas Koperasi & UKM Lampung Tengah Syahriza,

Padahal dalam jawabannya Syahriza menyebutkan,  ada beberapa produk andalan dan unggulan UKM yang dikembangkan di Lampung Tengah. Produk andalan hasil UKM Lampung Tengah misalnya berupa keripik pisang, keripik singkong, keripik tempe koin, kue kacang dan kembang goyang. Sedang produk unggulan UKM berupa kerajinan sulam usus dan tapis, serta produk makanan dan minuman berupa kopi duren, teh panggang dan dodol tape.

Disebutkan juga bahwa perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Lampung Tengah terjadi peningkatan. Tahun 2011  terdapat UMKM sebanyak 2.892 unit, meningkat menjadi 3.043 pada 2012. Tahun 2013 terdapat 3.223 unit UMKN diprediksi akan meningkat  menjadi 3.397 unit pada tahun 201 4 ini.

Sedangkan  pertumbuhan investasi dari UMKM ini juga digambarkan terus meningkat, tahun 2011 investasi dari UMKM mencapai Rp184.668 miliar, lalu tahun 2012 menngkat menjadi Rp188.615 miliar, dan tahun 2013 sebesar Rp194.076 miliar.

Sayangnya, kendati UMKM digambarkan terjadi pertumbuhan baik dari kelembagaan maupun investasi yang kelola, tapi tak nampak seberapa besar peran Koperasi dalam memfasilitasi kebutuhan modal dari pelaku UMKM maupun peran koperasi dalam  pemasaran produk yang dikembangkan oleh UMKM di Lampung Tengah.

Hal itu  tidak muncul dalam program kegiatan dinas ini. Bahkan, juga belum tergambar seberapa besar kerjasama lintas sektoral yang dibangun oleh Dinas Koperasi,  & UKM dengan dinas terkait, seperti Dinas Pertanian, Badan Keluarga Berencana dan PP yang mempunyai kegiatan pembinaan kelompok usaha kecil. Padahal,  bila terbangun sinergi antara Dinas Koperasi & UKM dengan kelompok usaha kecil yang dikembangkan di SKPD lain, tentu akan makin mendorong gairah bagi perkembangan koperasi maupun UMKM di Lampung Tengah. Atau setidaknya Koperasi membangun kerjasama dengan perbankan untuk memudahkan akses modal usaha bagi UMKM.

Kerja sama itu pun belum tergambar dari progres kegiatan koperasi selama ini. Sehingga koperasi terkesan hanya mampu mengelola perputaran uang dari anggota, tanpa ada inovasi menggalang dana dari perbankan untuk kembangkan sebagai modal usaha bagi UMKM.

Beberapa jawaban Kepala Dinas Koperasi & UKM terkesan normatif, begitu dengan indikator keberhasilan kegiatan tak tergambar dalam input kegiatan yang aplikastif, yakni  tanpa dapat diukur sasaran kegiatannya.

Sebagai contoh, pada program pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM, jenis kegiatan yang di  laksanakan mengikuti pameran dan promosi produk unggulan Nasional ke Solo Jawa Tengah’ indikator keberhasilan yang diharapkan sangat sederhana yakni adanya media promosi bagi produk-produk UKM unggulan Kabupaten Lampung Tengah, dan dikenalnya produk unggulan UKM Kabupaten Lampung Tengah, serta terjalinnya kontak dagang baik secara langsung maupun transaksi non tunai.

Bila melihat out put kegiatan tentunya membutuhkan modal dan pelaku usaha yang talah berpengalaman dan produk yang benar-benar bisa memenuhi kebutuhan pasar. Sementara dalam kegiatan Dinas Koperasi & UKM tidak muncul terbangunnya kerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda). Padahal, Pemkab Lampung Tengah telah membangun gedung Dekranasda yang bisa di jadikan gerai produk andalan dan unggulan UMKM Lamteng. Sayang, gedung Dekranasda yang besar dan mewah berada di jalan Lintas Sumatera tersebut sampai saat ini belum jelas fungsi dan manfaatnya bagi promosi produk UMKM yang dikembangkan di Lampung Tengah.

Sementara keluhan tidak berkembanganya kegiatan di dinas Koperasi & UKM Lamteng  sebagai penyebabnya adalah minimnya anggaran. Padahal tahun 2013 lalu, realisasi anggaran untuk membiayai 7 program dan 31 kegiatan mencapai Rp1.546.527.583. Dana ini tentunya bisa mendorong pertumbuhan koperasi & UKM bila tepat program dan tepat  sasaran.

©teraslampung.com > DILARANG MENGCOPY PASTE TULISAN INI. MENGAMBIL BERITA DARI PORTAL TERASLAMPUNG.COM UNTUK KEPENTINGAN MEDIA ONLINE/MEDIA CETAK HARUS MENCANTUMTUMKAN www.teraslampung.com  DENGAN ALAMAT URL LENGKAP SEBAGAI SUMBER BERITA.