Minim Anggaran, Pengembangan Kelapa Puan Kalianda tida Maksimal
Iwan J Sastra/Teraslampung.com Pohon kelapa puan atau kelapa kopyor. (ilustrasi) KALIANDA – Program pengembangan Kelapa Puan Kalianda (KPK) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Lampung Selatan sejak tahun 2010...

Pohon kelapa puan atau kelapa kopyor. (ilustrasi) |
(KPK) yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Lampung
Selatan sejak tahun 2010 lalu, hingga kini belum menunjukan hasil yang
maksimal.
menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Lampung Selatan ini juga,
dirasakan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Lampung Selatan. Padahal, alokasi dana yang dikucurkan oleh
pemerintah daerah melalui anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Lamsel
untuk pelaksanaan program pengembangan
kelapa puan kalianda ini jumlahnya tidak sedikit.
mewakili Kepala Disbun Lamsel Drs. Firman Burhansyah mengakui, tidak
berkembangnya program kelapa puan atau kelapa kopyor tersebut, dikarenakan selain
sedikitnya anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah daerah, minimnya
ketersediaan pupuk juga menjadi penyebab tidak maksimalnya pengembangan tanaman
kelapa puan tersebut.
sedikit yang diberikan oleh pemerintah daerah. Idealnya, untuk pengembangan
kelapa puan tersebut membutuhkan sekitar 5.000 batang bibit yang telah
disesuaikan dengan ketersedian lahan tanam. Tapi pada kenyataannya, bibit yang
tersedia hanya sekitar 2.000 batang,” ujar Mahat, kepada Teraslampung.com,
diruangkerjanya, Rabu (5/11).
pengembangan Kelapa Puan Kalianda pada tahun 2010, sampai sejauh ini
pengembangan baru dilakukan di tiga lokasi yakni Desa Agom, Palembapang dan
Desa Kecapi, Kecamatan Kalianda.
program Kelapa Puan Kalianda dari APBD Lamsel itu, bukan hanya untuk mendanai
penyediaan bibit kelapa puan saja, tetapi juga untuk membiayai transport para
tim ahli dan peneliti yang didatangkan dari luar Provinsi Lampung. Oleh karena
itu, untuk menutupi kekurangan bibit kelapa puan dimasing-masing lokasi
penanaman, terkadang para petani melakukan pembibitannya sendiri,”
katanya.