Andrinov Kembali Tegaskan Proyek JSS Batal karena tak Layak Jadi Proyek Publik
Andrinov Chaniago BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com–Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinov Chaniago kembali menegaskan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) tidak akan dilaksanakan karena tidak layak men...
| Andrinov Chaniago |
BANDARLAMPUNG, Teraslampung.com–Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinov Chaniago kembali menegaskan pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) tidak akan dilaksanakan karena tidak layak menjadi proyek publik yang bisa mensejahterakan manusia dan masyarakat Indonesia. Pernyataan itu sebelumnya pernah dungkapkan Andrinov sesaat setelah dilantik sebagai Kepala Bappenas, beberapa waktu. Penegasan itu disampaikan Andrinov Chaniago dalam acara Musrenbang Provinsi Lampung, di Balai Keratun Pemprov Lampung, Rabu (25/3).
Menurut Andrinov pembangunan JSS dibatalkan karena pembangunan Indonesia bukan untuk menunjukkan kemewahan fisik agar terkesan hebat . “Tujuan pembangunan Indonesia adalah untuk kesejahteraan manusia dan rakyat Indonesia bukan untuk kepentingan segelintir orang saja,” katanya.
Kalaupun konsep pembangunan JSS untuk mengurangi kemacetan dan penyebrangan Bakauheni yang lambat pada persoalan tehnik, maka JSS tidak ada hubungan sebab akibat.
Yang perlu dilakukan justru membangun dermaga yang masih kurang jumlahnya dan rusak di pelabuhan. Mengganti kapal kapal yang sudah tua dengan yang baru, bila perlu meminta PT PAL membuat kapal yang baru sesuai dengan situasi dan cuaca.
“Jangan sampai terkecoh dengan agenda agenda yang sempit . Dan jangan sampai pembangunan JSS ini untuk sebagian kecil pihak saja. Sementara itu belum banyak yang memahami hitung-hitungan costflow-nya. Tidak mungkin modal kembali hanya dengan menjual karcis saja dalam tempo 50 tahun. Yang akan dialakukan pemerintah adalah memperbaiki dermaga yang rusak . Sebagian kapal akan diganti dengan yang baru sehingga penyeberangan akan menjadi cepat,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Andrinov, bila JSS dibangun maka identitas Indonesia sebagai negara maritim akan hilang, karena luas lautan ada 70 persen dari luas keseluruhan negara Indonesia. Negara dengan pantai terpanjang di dunia.
Mas Alina













