Tim PkM Unila Bantu Pokdakan di Mesuji Lakukan Inovasi Pembuatan Pakan Ikan dan Rencana Bisnis Budidaya Ikan Gabus
TERASLAMPUNG.COM, MESUJI — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Lampung (Unila ) melakukan kegiatan PkM skema program kemitraan masyarakat dengan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) “Maju Bersama Mesuji” di Desa Sunga...

TERASLAMPUNG.COM, MESUJI — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Lampung (Unila ) melakukan kegiatan PkM skema program kemitraan masyarakat dengan Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) “Maju Bersama Mesuji” di Desa Sungai Badak, Kabupaten Mesuiji.
Kegiatan ini sekaligus untuk mengembalikan kejayaan Kabupaten Mesuji sebagai pusat produksi ikan air tawar dan menjadikan Desa Sungai Badak sebagai proyek percontohan “Kampung Ikan Gabus”.
gram yang dilakukan sejak awal tahun 2022 ini dipimpin Munti Sarida, Ph.D. dari Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Unila dengan anggota Dr. Dorothy Rouly H. Pandjaitan dari Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila, dan Hilma Putri Fidyandini, M.Si. dari jurusan yang sama dengan ketua tim PkM.
Salah satu rangkaian kegiatan diseminasi hasil riset PkM ini yaitu penyuluhan dan praktik pembuatan pakan ikan tanpa tepung ikan, dan manajemen usaha kecil serta rencana bisnis yang dilakukan pada 5 Oktober 2022.
Kegiatan ini diikuti oleh anggota Pokdakan Maju Bersama Mesuji dan staf Dinas Perikanan Kabupaten Mesuji.
Hilma Putri Fidyandini, M.Si., memaparkan, dalam komposisi pakan ikan yang digunakan sebagai sumber protein hewani dipenuhi dari tepung tulang (meat bone meal, MBM) menggantikan tepung ikan dengan menambahkan taurin.
“Sumber protein nabati dipenuhi dengan mengganti tepung bungkil kedelai dengan tepung Distilles Dried Grain With Solubles (DDGS) dimana bahan baku ini merupakan hasil sampingan dari proses produksi jagung menjadi etanol yang banyak tersedia di Provinsi Lampung,” katanya.
Munti Sarida mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota pokdakan dalam memproduksi pakan ikan apung secara mandiri guna menunjang budidaya gabus yang kontinu dan berkualitas dan menstimulasi terciptanya lapangan kerja.
Tim juga mendorong Terkait menstimulasi terciptanya lapangan kerja maka materi bagaimana melakukan manajemen usaha kecil dan rencana bisnis disampaikan oleh Dr. Dorothy dengan dengan memperhatikan beberapa aspek. Antara lain melihat peluang, menciptakan peluang, kelayakan dan keterbatasan peluang, dan perencanaan strategis dan implementasinya.
“Semua hal ini sangat penting dalam mendukung rencana bisnis /usaha yang akan dilakukan dan berkelanjutan. Juga program PkM Unila ini mendukung program pembangunan berkelanjutan (SDGS’s) ke delapan, yakni, mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua,” katanya.
Munti menambahkan, masalah yang dihadapi oleh Pokdakan ini adalah dari faktor produksi berupa besarnya biaya pakan dan terbatasnya pengetahuan manajemen pakan ikan, dan faktor manajemen usaha dan strategi pemasaran produk perikanan yang masih terbatas.
“Hal itu menyebabkan usaha yang dilakukan on-off atau mengalami rugi. Melalui rangkaian kegiatan PkM yang komprehensif ini diharapkan akan ada peningkatan pertumbuhan ikan dengan aplikasi hormon pertumbuhan, pembuatan pakan ikan gabus secara mandiri,” katanya.