Sebelum Babak Belur Dihajar Debt Collector, Saidan Melihat Ada Yang Keluarkan Badik

Zainal Asikin/Teraslampung.com Saidan diawat di rumah sakit setekah dikeroyok para  penagih utang (debt collector) Mandiri Tunas Finance Jl. Antasari Bandarlampung. BANDARLAMPUNG – Korban pengeroyokan debt collector Mandiri Tunas...

Sebelum Babak Belur Dihajar Debt Collector, Saidan Melihat Ada Yang Keluarkan Badik

Zainal Asikin/Teraslampung.com

Saidan diawat di rumah sakit setekah dikeroyok para  penagih utang (debt collector) Mandiri Tunas Finance Jl. Antasari Bandarlampung.

BANDARLAMPUNG – Korban pengeroyokan debt collector Mandiri Tunas Finance, Saidan, mengaku tidak mengetahui alasan sebenarnya kenapa dirinya menjadi korban pengeroyokan oleh rombongan debt collector tersebut.

Ia mengaku,  sebelum kejadian pengrroyokan terhadap dirinya, awalnya ia mendapat telepon dari pamannya bernama Edi. Ketika itu, pamanya memberitahukan kalau mobil Grand Livina yang dikendarainya diberhentikan paksa oleh 10 orang yang tidak dikenal di depan supermarket Chandra Tanjungkarang.

“Paman saya  meminta saya untuk segera datang dan minta bantuan. Mobil yang dibawa paman saya adalah milik kakak saya yang bernama Sanjaya,”kata Saidan.

Diakuinya, bahwa mobil tersebut memang dibeli secara kredit. Tapi mengenai menunggak angsuran pembayarannya atau tidak ia tidak mengetahui hal tersebut.

Saidan mengutarakan, saat ditelepon Edi, ia mengira kalau Edi yang saat itu pergi bersama istri dan anaknya usai belanja barang dagangan telah dirampok.

Ia kemudian menyusul Edi dan keluarganya di depan Supermarket Chandra, namun  Edi dan keluarganya sudah tidak ada. Ternyata mobil yang dikemudikan Edi telah dirampas oleh rombongan
debt collector, lalu mobil tersebut dibawa ke Mandiri Tunas Finance di Jalan Pangeran Antasari.

“Saya kemudian menghampiri Edi ke Kantor Mandiri Tunas Finance. Begitu saya sampai ditempat itu, mobil milik kakaknya itu yang di dalamnya berisi barang dagangan mau dibawa pergi. Saya langsung halangi orang yang mau bawa mobil kakak saya pakai motor. Edi bersama istri dan anaknya, berada di dalam Kantor Tunas Finance,”ujarnya.


BACA: “Debt Collector” Mandiri Tunas Finance Keroyok Saidan Hingga Babak Belur

Ketika itu, ia menanyakan maksud orang yang mau membawa pergi mobil itu, lalu orang itu keluar dari mobil dengan mencabut kunci kontak. Orang itu bilang, tanyakan saja urusannya dengan Amir yang ada di dalam kantor Mandiri Tunas Finance. Ia kemudian menghubungi kakaknya Sanjaya, dan meminta untuk segera datang ke Kantor Mandiri Tunas Finance Jl Antasari, Bandarlampung..

“Saya waktu itu berada didalam mobil menunggu Sanjaya kakak saya datang, Amir lalu datang menghampiri saya didalam mobil,”tuturnya.

Ketika itu, Amir itu bilang, “tenang saja gak usah ribut-ribut. Di sini saya sebagai ketua tim  debt collector. Kalau sampai terjadi apa-apa, saya yang akan bertanggungjawab,” kata Saidan, menirukan ucapan Amir.

Setelah itu, Amir masuk kembali ke dalam kantor tersebut.

Tak lama kemudian, lanjut Saidan, kakaknya (Sanajaya) datang dan langsung ingin bertemu dengan Amir. Namun, Amir ini tidak mau keluar menemui kakaknya. Namun, akhirnya lama-lama Amir mau keluar dari dalam kantor menemui  Sanjaya.

“Saya melihat dari dalam mobil, Sanjaya dan Amir ini sedang berbincang-bincang. Tak lama kemudian, tiba-tiba datang tiga mobil. Dari dalam mobil itu, keluar sekitar 18 orang dan langsung menghampiri Sanjaya,”terangnya.

Salah satu dari mereka, kata Saidan, mengeluarkan badik dari pinggangnya dan mau menusuk kakaknya Sanjaya.

“Saya langsung lari keluar dari dalam mobil, lalau saya mendekati Sanjaya dan rombongan mereka untuk melerai,”ujarnya.

Ternyata rombongan mereka tidak terima, malah justru berbalik menyerang dan memukuli dirinya hingga babak belur. Setelah itu mereka langsung pergi menggunakan tiga mobil, yang ia sayangkan kenapa pihak dari Mandiri Tunas Finance hanya diam saja saat kejadian itu. Saat itu juga, ia bersama keluarganya melaporkan kejadian penganiayaan itu ke  Mapolsekta Tanjungkarang Timur.

“Saat kejadian, kondisinya ramai dan banyak orang mengetahuinya. Bahkan, ada seseorang yang sempat memvideokan kejadian penganiayaan itu. Isi video rekaman itu, sudah diserahkan ke Polisi,”ungkapnya.

Terpisah, pihak Mandiri Tunas Finance saat ditemui awak media untuk mengkonfirmasi masalah tersebut, enggan memberikan komentar terkait dengan penganiayaan yang dilakukan debt collector terhadap korban Saidan.

Ketika mencoba menyakan orang yang bernama Amir, salah satu pegawai di Tunas Mandiri Finance tersebut menyebutkan, bahwa orang yang bernama Amir adalah debt collector dari pihak eksternal.

“Kalau Amir itu orang lapangan mas, dia (Amir) dari eksternal dan tidak ada di Kantor ini,” ucap salah satu pegawai itu kepada wartawan.